top of page

Mebel Indonesia Terancam Kalah Saing di AS Akibat Tarif Ekspor AS, HIMKI Desak Negosiasi Tarif Preferensial


Dampak Tarif Mebel

JAKARTA, 16 Juli 2025 – Kalangan pelaku usaha dan industri furnitur di Indonesia saat ini tengah diliputi keresahan menyusul ancaman tambahan tarif ekspor ke Amerika Serikat (AS) sebagai dampak kebijakan Presiden AS Donald Trump. Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur, menegaskan bahwa kebijakan ini akan memicu dampak serius, termasuk ancaman terhadap jutaan tenaga kerja.


"Perlu saya tegaskan bahwa sektor furnitur dan kerajinan Indonesia adalah salah satu sektor padat karya yang secara langsung menghidupi lebih dari 3 juta tenaga kerja. Ancaman tarif tambahan dari Amerika Serikat yang kabarnya mencapai 32% di luar tarif sektoral sebelumnya, sangat serius dampaknya," ujar Abdul Sobur kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/7/2025).


Kekhawatiran utama muncul terkait daya saing harga produk furnitur Indonesia yang berpotensi tidak lagi kompetitif dibandingkan dengan negara pesaing seperti Vietnam, Malaysia, atau Meksiko.


"Jika tarif tambahan ini benar-benar berlaku dan tidak ada jalan keluar melalui negosiasi, maka potensi kenaikan harga produk furnitur Indonesia di pasar Amerika Serikat bisa naik 20%-35%," tekan Abdul Sobur. Sebagai contoh sederhana, produk kursi kayu yang normalnya dijual ke buyer AS seharga US$ 100 per unit, dengan tarif ini harganya bisa naik menjadi US$ 120-135 per unit. "Artinya, kita kehilangan daya saing dibanding Vietnam, Malaysia, atau Meksiko yang mungkin mendapatkan perlakuan tarif lebih rendah," lanjutnya.


Hilangnya Minat Konsumen dan Penurunan Produksi

Tingginya harga produk furnitur Indonesia akan menyebabkan kurangnya minat masyarakat AS untuk membeli. Akibatnya, pesanan akan menurun drastis, kapasitas produksi terpaksa dikurangi, dan pelaku industri harus menanggung beban biaya tetap yang tinggi. Kondisi ini yang dikhawatirkan Abdul Sobur dapat memicu potensi PHK massal di sektor padat karya ini.


Abdul Sobur mengonfirmasi bahwa tanda-tanda pelemahan sudah mulai terlihat. "Saat ini, permintaan dari buyer AS sudah mulai melemah," sebutnya. Beberapa anggota HIMKI di sentra produksi utama telah mengeluhkan penurunan order hingga 20-30% dibanding tahun lalu. Sejumlah pabrik skala kecil dan menengah pun mulai mengurangi jam kerja, bahkan melakukan perampingan tenaga kerja untuk dapat bertahan.


Merespons ancaman ini, Abdul Sobur mendorong pemerintah Indonesia untuk segera melakukan negosiasi bilateral yang lebih intensif guna memperoleh tarif preferensial bagi produk furnitur Indonesia. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya membuka akses pasar baru di Timur Tengah, Eropa Timur, dan Asia Selatan sebagai penyeimbang ketergantungan pada pasar AS.


Perkembangan Negosiasi Tarif Ekspor AS

Di sisi lain, terdapat perkembangan terbaru terkait kebijakan tarif AS. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa Indonesia telah mendapatkan penundaan penerapan tarif resiprokal AS sebesar 32%. Penundaan ini diperoleh usai melakukan negosiasi dengan US Secretariat of Commerce Howard Lutnik dan United States Representative Jamieson Greer, pada 9 Juli 2025.


Airlangga kembali ke AS sebagai respons terhadap pengumuman Presiden Trump yang tetap memberlakukan tarif 32% setelah negosiasi 90 hari, sejak kebijakan perang tarif pertama kali diumumkan pada April 2025.

"Jadi pertama tambahan 10% (anggota BRICS) itu tidak ada. Yang kedua waktunya adalah kita sebut pause, jadi penundaan penerapan untuk menyelesaikan perundingan yang sudah ada," kata Airlangga, di Brussels, Belgia, Minggu (13/7/2025).


Airlangga menjelaskan bahwa dari lawatannya ke Washington, AS, Indonesia diberikan waktu tiga minggu untuk melakukan negosiasi lanjutan guna menyelesaikan finalisasi perundingan. "Jadi tiga minggu ini diharapkan finalisasi daripada fine tuning daripada proposal dan fine tuning daripada apa yang sudah dipertukarkan," sambungnya.


Sumber: CNBC Indonesia. Artikel "Mebel RI Terancam Kena Gebuk Vietnam-Malaysia di AS, Ini Pemicunya" selengkapnya dapat diakses di https://www.cnbcindonesia.com/news/20250714155532-4-648963/mebel-ri-terancam-kena-gebuk-vietnam-malaysia-di-as-ini-pemicunya.

Komentar


bottom of page