Dorong Mebel Tasik Jadi Primadona
TASIK, RADSIK - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mendorong produk mebel dan kerajinan yang ada di Tasikmalaya dapat menjadi primadona di pasar global. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua DPP HIMKI Heru Prasetyo saat kegiatan Focus Group Discussion bertemakan "Peningkatan Kontribusi dan Peran DPD HIMKI Priangan Terhadap Pertumbuhan Industri Mebel dan Kerajinan Nasional" di Hotel Cordella, Rabu (17/1/2024).
Heru menyampaikan, HIMKI membutuhkan kekuatan di daerah untuk ekspor produk mebel dan kerajinan lainnya. Dengan demikian, wilayah Priangan ini menjadi target di tahun 2024 ini. "Kita sudah cukup menghidupi diri sendiri, namun bagaimana HIMKI ini dapat memikirkan merah putih untuk pasar global," ujarnya.
Heru menyebutkan, saat ini HIMKI berbicara bagaimana bisa menopang dan berkomitmen bersama pemerintah yang menargetkan 5 miliar USD. Namun target dari besaran nilai angka tersebut, masih dianggap terlalu kecil dibanding dengan kompetitor Indonesia di ASEAN yang nilainya sudah cukup besar.
Pascamunas tahun lalu, kata Heru, HIMKI juga diberikan amanah dengan SDM yang cukup mumpuni, bersama pemerintah harus duduk bersama bagaimana meningkatkan ekspor merah putih di industri mebel.
"Ketika berbicara ekspor, harus diikuti dengan penjualan dalam negeri. Mungkin dari pemerintah daerah juga memahami adanya aturan dan regulasi tentang tingkat kemampuan dalam negeri, bagaimana kita men- support UMKM dalam negeri untuk belanja barang," ucapnya.
Heru mengatakan bagaimana seandainya kalau teras rumah di Indonesia memiliki satu dekorasi payung geulis. Bagaimna payung ini di desain menjadi cukup menarik dan ada di dekorasi salah satu teras rumah. Hal ini menurutnya, cukup luar biasa dan pasti akan ada pergerakan industri kayu di Tasik. Bagaimana HIMKI bisa berbicara dengan pemda, BUMN, bagaimana menumbuhkan kepedulian untuk membeli prodak lokal.
Skupnya berbicara nasional dan Internasional, bagaiamnaa HIMKI ini dapat memberikan kepedulian kepada UMKM sekaligus memberikan support untuk pasar domestik. "Sebetulnya dengan adanya aturan Kementerian Perindustrian, adanya anggaran dari dana alokasi khusus, dan lainnya, kurang apa? Kurangnya, bagaimana keinginan kita untuk membeli produk UMKM dalam negeri," katanya.
Sambung Heru, program bersama Kementerian Perindustrian terkait kerja sama, bagaimana Priangan ini dapat menjadi eksportir langsung atau bahan-bahan produk Tasik menjadi primadona global.
"Jiwa merah putih harus mulai berpikir, bagaimana Indonesia dapat bersaing di kancah regional maupun global. Mudah-mudahan bisa bersama-sama dengan DPP untuk mengekspor hingga akhir Tahun 2024," tandasnya.
Pembina HIMKI Priangan Abun Bunyamin mengatakan, potensi Tasikmalaya sangat besar karena kualitas dan kapasitas mumpuni. Peluang di ekspore kerajinan di Tasikmalaya sangat besar, sampai ke Amerika, Eropa dan Asia.
"Kualitas kita bisa bersaing dengan daerah lainnya, sehingga kita bisa memiliki peluang dan memiliki nilai tambah di banding daerah lainnya," kata dia.
Dari sekian waktu yang cukup lama, Tasikmalaya itu kekuatannya di kualitas dan industri kreatif. Selama ini Tasikmalaya hanya menjadi suplayer barang, dengan adanya HIMKI ini bisa naik kelas. Jadi suplayer menjadi eksportir.
Itu untungnya lebih besar, bisa menggahi karyawan dengan UMR, profit atau nilai tambahnya lebih besar lagi dan itu yang bisa dikembangkan. Sejauh ini, kata dia, barang handycraft itu ada dari mendong, bambu dan pandan. Semua cukup potensi dan cukup menjanjikan.
Untuk mempersiapkan hal itu, kata dia, pada UMKM diadakan pelatihan dan pendampingan dari segi produksi, kualitasnya diberi pendampingan dan segi marketingnya.
"Kelemahan UMKM saat ini, jago kandang dan tidak berani tampil. Ke depan yang harus dikesampingkan atau dihilangkan. Dengan adanya HIMKI percaya diri bahwa bisa ekspor," ucapnya. (obi)
Comments