Dari Furnitur ke Kuliner, Muhaimin Bawa Produk Indonesia Menembus Pasar Korea Selatan
- HIMKI Pusat

- 4 Sep
- 2 menit membaca

SEOUL, 4 September 2025 — Muhaimin, Wakil Ketua Bidang Organisasi DPP Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), kembali menorehkan jejaknya di pasar internasional. Dikenal sukses dalam industri furnitur, Muhaimin kini merambah sektor kuliner dengan memperkenalkan camilan khas Nusantara ke Korea Selatan. Langkah ini ia wujudkan dalam sebuah pertemuan bertajuk “Ngaji Bisnis” di Masjid Gimpo, Seoul, yang dihadiri oleh komunitas pekerja migran dan mahasiswa Indonesia.
Kisah Muhaimin melangkah dari industri mebel ke kuliner menunjukkan keyakinannya bahwa bisnis harus selalu bergerak mengikuti peluang pasar. “Produk kue yang saya buat ini memang masih baru, tapi saya yakin camilan yang kami produksi akan diminati konsumen,” ujarnya. Optimisme tersebut terbukti, karena produk yang ia perkenalkan mendapat sambutan hangat dari masyarakat Korea Selatan.
Dalam forum tersebut, Muhaimin tidak hanya berbagi pengalaman bisnisnya di pasar ekspor, tetapi juga mendorong para pekerja migran dan mahasiswa Indonesia untuk tidak ragu memulai usaha. Ia menekankan bahwa peluang selalu terbuka bagi mereka yang berani mencoba, dengan kunci utama pada kemampuan membaca selera pasar dan menjalin kerja sama dengan pemasok di Indonesia.
"Apabila sudah mengetahui potensi pasar produk yang dibutuhkan, para pekerja migran atau mahasiswa Indonesia di Korea Selatan bisa mencari supplier untuk dijadikan mitra bisnis,” jelasnya.
Perjalanan Bisnis Muhaimin Penuh Warna dan Visi
Perjalanan panjang Muhaimin di dunia usaha memang penuh warna. Sebelum terjun ke bisnis furnitur, ia meniti karier sebagai bankir dan pernah bekerja di Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya. Pengalaman tersebut memperkaya wawasannya hingga akhirnya ia mendirikan perusahaan sendiri, UD. Smartindo, yang menjadi cikal bakal langkah seriusnya di industri furnitur.
Ada satu kisah yang selalu ia kenang: saat menyelamatkan sebuah pabrik mebel di Malang yang hampir bangkrut. Dengan keberanian melobi pihak bank dan kegigihan mencari solusi, ia berhasil menjaga pabrik itu tetap berdiri. Dari situlah ia belajar, bahwa bisnis tidak hanya soal untung-rugi, tetapi juga soal keberanian, ketekunan, dan komitmen.
Kini, pelajaran itu ia terapkan di bidang kuliner. Baginya, makanan ringan memiliki potensi pasar yang luas, melintasi batas wilayah maupun budaya. Ia ingin membuktikan bahwa Indonesia punya kekuatan di pasar global, tidak hanya melalui furnitur, tetapi juga melalui camilan.
Muhaimin juga menawarkan diri untuk mendampingi siapa saja yang serius ingin memulai usaha. Ia bahkan telah menyampaikan gagasan ini kepada Atase Perdagangan di Korea Selatan agar para pekerja migran dan mahasiswa mendapat akses serta pembinaan berkelanjutan.
Dalam setiap langkahnya, Muhaimin selalu berpegang pada prinsip bahwa bisnis harus memberi manfaat. Filosofi ini menuntunnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi masyarakat.
























Komentar