HIMKI Tegaskan Hilirisasi Bambu Kunci Pacu Ekonomi Kreatif Nasional
- HIMKI Pusat

- 4 hari yang lalu
- 2 menit membaca

Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) kembali menegaskan pentingnya langkah strategis yaitu hilirisasi bambu. Program ini diyakini memiliki daya dongkrak yang sangat kuat untuk memajukan ekonomi domestik, terutama karena mampu menghasilkan produk kreatif dengan nilai tambah yang tinggi.
Ketua Umum HIMKI, Bapak Abdul Sobur, dalam pernyataannya di Jakarta, menyampaikan bahwa hilirisasi bambu adalah bagian vital dari strategi industri kreatif nasional. Hal ini harus dikelola secara modern dan terintegrasi dalam ekosistem kriya.
Indonesia diberkahi kekayaan alam berupa 12 juta hektare potensi bambu. Dengan karakternya yang kuat, ringan, terbarukan, dan rendah karbon, bambu sangat relevan sebagai material masa depan yang berkelanjutan. HIMKI melihat bahwa hilirisasi adalah kunci untuk mengubah kekayaan alam ini menjadi industri bernilai tinggi dan berdaya saing global.
Apalagi, Indonesia adalah rumah bagi keanekaragaman bambu terbanyak di dunia, dengan 162 jenis, di mana 124 di antaranya adalah spesies asli.
Fakta Menarik Pasar Global:
Nilai Pasar 2024: Mencapai $75,12 miliar (sekitar Rp1.205 triliun).
Pertumbuhan Tahunan (CAGR): 6,4 persen.
Pendorong utama pertumbuhan ini adalah meningkatnya kesadaran lingkungan, mitigasi perubahan iklim, serta dukungan dari pemerintah di berbagai negara.
Untuk mempercepat transformasi ini, HIMKI mengajak seluruh stakeholder untuk berkolaborasi:
Pemerintah Daerah: Memperkuat kebijakan yang mendukung hilirisasi bambu dan kriya.
Perbankan: Menyediakan skema pembiayaan yang lebih pro-UMKM.
Akademisi: Menggandeng riset, desain, dan digitalisasi produk.
Pelaku Industri: Meningkatkan mutu, berinovasi, dan memahami karakter pasar global.
Sebagai bagian nyata dari upaya mendorong hilirisasi bambu, HIMKI secara resmi membuka Priangan Bamboo Fest Kriya Loka 2025 di Tasikmalaya.
Festival yang berlangsung hingga 14 Desember 2025 ini menjadi panggung kolaborasi bagi pelaku industri dan perajin dari Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Pangandaran, dan Banjar. Acara ini menampilkan pameran bambu dan kriya lintas material, seminar, fashion show, lomba desain, serta berbagai ruang kolaborasi.
"Festival ini adalah perayaan identitas dan masa depan ekonomi kita. Kriya bukan hanya warisan budaya, tetapi industri strategis yang menciptakan lapangan kerja, nilai tambah, dan daya saing global," tutur Bapak Sobur.
Ketua DPD HIMKI Priangan, Bapak Maman Mustarom, menambahkan bahwa festival ini bertujuan mewujudkan Kota Industri Kreatif Bambu di Priangan. Dengan sumber daya alam dan SDM perajin yang mumpuni di Tasikmalaya dan sekitarnya, Priangan layak tumbuh seperti Cirebon yang sukses sebagai kota industri rotan.
Upaya ini disambut baik oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang berkomitmen mengawal seluruh tahapan pengembangan industri bambu secara menyeluruh dan berkelanjutan. Sinergi ini, dari komunitas, lembaga riset, hingga sektor industri, adalah kunci mewujudkan ekosistem bambu yang tangguh dan berdaya saing global.
Mari bersama-sama jadikan bambu sebagai motor penggerak ekonomi hijau Indonesia!


























Komentar