RAPIMNAS HIMKI: Perkuat Soliditas Organisasi untuk Mendukung Akselerasi Pertumbuhan Industri Mebel
SOLO - Meski kondisi perekonomian dunia belum pulih karena kondisi geopolitik, ternyata permintaan terhadap produk mebel dan kerajinan masih terus tumbuh dengan pemasok utama China yang saat ini memimpin eksportir terbesar produk mebel dunia. Tapi sayang, data menunjukan bahwa di kuartal pertama tahun ini ekspor mebel dan kerajinan Indonesia ke luar negeri justru mengalami penurunan.
“Kami berharap hasil pameran IFEX pada Maret lalu bisa menahan penurunan ekspor pada kuartal selanjutnya,” kata Ketua Presidium HIMKI Abdul Sobur di pembukaan Rapimnas HIMKI 2023 di Solobaru, Jumat (15/6/2023). Dikatakan, sebenarnya peluang pasar global produk mebel dan kerajinan masih terbuka karena maraknya pembangunan yang diproyeksikan akan menciptakan permintaan yang cukup besar akan produk mebel dan kerajinan nasional. Sampai saat ini pasar AS dan Eropa adalah pasar terbesar produk mebel dan kerajinan nasional. Namun demikian, pengrajin mebel harus terus berusaha menembus pasar-pasar baru. Apalagi jika memperhatikan kondisi semakin menurunnya permintaan pasar tradisional (AS dan Eropa), dimana kedua kawasan itu mengalami inflasi yang sangat besar.
Untuk itu, guna mengantisipasi jika situasi semakin memburuk, maka pengrajin atau eksporter mebel harus memanfaatkan dan mengoptimalisasi emerging market, seperti Timur Tengah, India dan pasar Asia lainnya. “Berbagai langkah kami bahas di Rapimnas HIMKI ini mengingat industri mebel dan kerajinan adalah industri masa depan bagi Indonesia karena memiliki potensi pengembangan yang sangat besar, baik dari sisi bahan baku, sumber daya manusia, maupun serapan pasarnya,” jelasnya.
Dikatakan, industri mebel dan kerajinan merupakan salah satu industri prioritas yang menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, berdaya saing global, sebagai penghasil devisa negara serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang signifikan, dan serta didukung oleh sumber bahan baku yang cukup berupa kayu, rotan maupun bambu. “Daya saing industri furniture dan kerajinan Indonesia di pasar global terletak pada sumber bahan baku alami yang melimpah dan berkelanjutan serta didukung oleh keragaman corak dan desain yang berciri khas lokal serta ditunjang oleh SDM yang kompeten.”
Sementara itu, Sekretaris Jenderal HIMKI Heru Prasetyo melaporkan, Rapimnas HIMKI 2023 di Solo Baru dihadiri Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pembina, Dewan Pakar, serta Ketua Dewan Pimpinan Daerah dan Badan Eksekutif baik Pusat maupun Daerah se-Indonesia. Rakernas yang bertema: “Perkuat Soliditas Organisasi untuk Mendukung Akselerasi Pertumbuhan Industri Mebel dan Kerajinan Nasional” dinilai memiliki potensi sangat besar dimana 60% dari pelaku UKM di wilayah Jawa Tengah.
“Tujuan Rapimnas untuk melaksanakan amanat Anggaran Rumah Tangga Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (ART HIMKI) dan mengevaluasi Program Kerja HIMKI hasil rekomendasi Rakernas dan Rapimtas sebelumnya yang akan disesuaikan dengan prioritas kebutuhan dan kondisi aktual yang berkembang,” kata Heru.
Dikatakan, salah satu pondasi organisasi untuk menunjukan organisasi kuat dan memiliki bargaining position yang kuat dalam menentukan semua kebijakan terkait adalah dengan membangun hubungan kerja sama di internasional dan regional dengan berbagai lembaga/institusi terkait dengan kegiatan organisasi seperti yang telah tersurat secara eksplisit dalam Garis-Garis Besar Program Kerja HIMKI 2020- 2023.
“Salah satu pondasi organisasi untuk menunjukan organisasi kuat dan memiliki bargaining position yang kuat dalam menentukan semua kebijakan terkait adalah dengan membangun hubungan kerja sama di tingkat internasional dan regional dengan berbagai lembaga/institusi yang terkait dengan kegiatan organisasi,” tandasnya.(*) Editor : Vladimir Langgeng Sumber : Dikutip dari "lokawarta.com"
Comments