HIMKI Dukung Menkeu Baru, Dorong Penguatan LPEI sebagai Pilar Ekspor IKM
- HIMKI Pusat

- 9 Sep
- 2 menit membaca

Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyatakan dukungan penuh atas penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan.
Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur, menilai sosok ekonom teknokrat sekaligus alumni ITB 1983 ini membawa harapan besar bagi perbaikan kebijakan fiskal Indonesia, khususnya dalam mendukung sektor industri padat karya yang berorientasi ekspor.
“Bagi kami, penunjukan Pak Purbaya bukan hanya soal pergantian menteri, tetapi momentum memperkuat fondasi fiskal, agar Indonesia mampu bersaing di pasar global," kata Ketuam Umum HIMKI Sobur, di Jakarta, Senin (9/9/2025).
Beliau, lanjut Sobur, memiliki rekam jejak yang kuat di bidang makroekonomi, dan kami optimistis komunikasi antara pemerintah dan dunia usaha akan lebih erat.
Tantangan Ekspor di Tengah Tekanan Global
HIMKI menyoroti tantangan berat yang dihadapi industri mebel dan kerajinan nasional dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari kebijakan tarif tinggi Amerika Serikat, tekanan geopolitik akibat dinamika BRICS, hingga persaingan ketat dengan Vietnam dan Malaysia.
“Tarif ekspor yang lebih tinggi dibanding pesaing jelas membuat posisi Indonesia kurang kompetitif. Ditambah ketidakpastian global, banyak eksportir yang tertekan arus kerasnya karena pembiayaan ekspor masih terbatas,” tegas Sobur.
Peran Vital LPEI dalam Modal Kerja IKM
Dalam konteks itu, HIMKI menekankan perlunya penguatan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Eximbank Indonesia.
Menurut Sobur, LPEI harus diperbesar kapasitas pendanaannya, baik untuk pembiayaan langsung, penjaminan, maupun asuransi ekspor.
“Sebagian besar eksportir kita adalah IKM. Mereka punya produk bagus, buyer siap, tapi terkendala modal kerja. Kalau LPEI diperbesar dan dipermudah, IKM bisa melompat jauh. Inilah bentuk keberpihakan fiskal yang kami harapkan dari Menkeu baru,” ujarnya.
Sobur menambahkan, akses pembiayaan murah dan cepat akan menjadi game changer bagi daya saing industri padat karya. “Kalau Vietnam bisa menopang industri furniturnya dengan dukungan fiskal kuat, Indonesia tidak boleh kalah. LPEI harus jadi ujung tombak,” katanya.
Harapan HIMKI ke Depan
HIMKI optimistis dengan kepemimpinan Menkeu Purbaya, pemerintah akan menempatkan industri mebel dan kerajinan sebagai sektor strategis ekspor nonmigas. HIMKI menargetkan ekspor mebel dan kerajinan Indonesia mencapai USD 6 miliar pada 2030 dan USD 10 miliar pada 2050.
“Kami siap bersinergi dengan pemerintah. Kunci keberhasilan ada pada kepastian fiskal, insentif hilirisasi, dan pembiayaan ekspor yang kuat. Dengan itu, jutaan tenaga kerja di sektor ini bisa terlindungi dan Indonesia bisa menjadi basis produksi global,” pungkas Sobur.***


























Komentar