HIMKI di TEI 2025 Sebagai Momentum Strategis Menggerakkan Pasar Dalam Negeri
- HIMKI Pusat
- 6 hari yang lalu
- 2 menit membaca

Tangerang, Oktober 2025 — Trade Expo Indonesia (TEI) tidak hanya menjadi ajang promosi produk unggulan nasional untuk pasar ekspor, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi dalam negeri. Hal ini ditegaskan oleh Heru Prasetyo, Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi dan Hubungan Antar Lembaga HIMKI, yang menekankan pentingnya TEI dimanfaatkan secara maksimal sebagai momentum kebangkitan industri nasional. “TEI ini seharusnya tidak hanya menjadi ajang ekspor semata, tetapi juga momentum untuk mendongkrak pasar dalam negeri agar impornya tidak terlalu tinggi,” ujar Heru Prasetyo.
Menurut Heru, masih terdapat ruang besar untuk perbaikan dalam penyelenggaraan TEI, terutama dari sisi keragaman peserta pameran.
“Sebagaimana disampaikan oleh pihak Kementerian Perdagangan, pelaksanaan TEI belum maksimal karena peserta dari sektor furnitur dan kerajinan masih terbatas. Padahal, jika HIMKI dan lebih banyak pelaku industri furnitur dan kerajinan bergabung, ITPC dan tim lainnya akan semakin optimal dalam mendatangkan buyer potensial,” tambahnya.
Selama pelaksanaan Trade Expo Indonesia (TEI) 2025, Lounge HIMKI yang berada di Hall 7 nomor 7-13 menjadi titik pertemuan strategis berbagai kalangan, mulai dari perwakilan pemerintah, asosiasi, hingga mitra strategis HIMKI. Sejumlah pengurus HIMKI turut hadir, di antaranya Aryan Wargadalam, Peter, Bambang Wijaya, Djujuk Aryanti, Rudi Hartono, Regina, Fuad Hadikusuma, dan lainnya.
Suasana kekeluargaan terasa hangat saat para tamu dari Tim Dyandra, Tim Alibaba, Tim Wakeni, PT. ASEI Indonesia,Tim Labamu dan lainnya turut berbaur. Di hari pertama pameran, Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur juga tampak menjamu para tamu dari berbagai kalangan.
Heru menilai, keberagaman produk yang ditampilkan di TEI berpengaruh langsung terhadap jumlah dan minat pembeli. “Produk-produk di TEI itu luar biasa bagus, tetapi variasinya yang menentukan seberapa besar minat buyer untuk datang,” ungkapnya.
Lebih jauh, Heru menyoroti potensi besar pasar dalam negeri yang selama ini belum tergarap optimal. Selain sebagai pendorong ekspor, TEI juga diyakini mampu menjadi katalisator untuk memperkuat rantai pasok industri nasional melalui sektor pengadaan barang pemerintah.
“Sekarang ini ada berbagai sumber pendanaan seperti Dana Alokasi Khusus, swakelola, hingga APBD yang bisa dimanfaatkan oleh industri dalam negeri. Ini peluang besar untuk meningkatkan omzet, terutama ketika ekspor sedang mengalami tekanan,” jelas Heru.
Ia juga menyinggung kondisi industri di sejumlah wilayah, seperti Jawa Timur, yang kini menghadapi tantangan berat hingga banyak unit usaha yang berhenti beroperasi. Menyikapi hal tersebut, Heru mendorong para pelaku industri untuk mulai serius menatap potensi pasar domestik yang besar.
“Pasar dalam negeri itu ibarat daging steak yang sangat lezat, besar, gurih, dan menggiurkan. Kita bagi tugas, ada yang ofensif ke pasar luar negeri dan pasar dalam negeri karena peluangnya luar biasa. Tinggal bagaimana kita menatanya dengan strategi yang tepat,” tutup Heru dengan optimis.
Dengan semangat tersebut, TEI diharapkan menjadi lebih dari sekadar pameran tahunan. Ajang ini diharapkan menjadi gerakan nyata untuk menghidupkan kembali denyut industri nasional, dari pasar global hingga ke jantung ekonomi dalam negeri.
Pada gelaran TEI 2025 ini, HIMKI menorehkan capaian produktif. Di booth hasil kreasi DPD HIMKI Jepara Raya, HIMKI menerima kunjungan dari calon pembeli nasional dan internasional, perwakilan asosiasi, instansi pemerintah, hingga penyelenggara pameran dari Lebanon yang mengundang HIMKI berpartisipasi pada agenda mereka tahun depan. Banyak pengunjung juga datang mencari informasi terkait IFEX 2026, yang merupakan hasil kerja sama antara HIMKI dan Dyandra Promosindo.
Selain itu, HIMKI juga dipercaya menjadi narasumber dalam beberapa seminar, menunjukkan kiprah aktif asosiasi dalam mendukung perluasan jejaring internasional, membuka peluang pasar baru, serta memperkuat posisi industri mebel dan kerajinan Indonesia di kancah global.
Komentar